Langsung ke konten utama

Aisyah Zharifah

Cari Blog Ini

Karya Tulis Aisyah Zharifah "Pocrescophobia Pada Remaja"

Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmoWDIwSmtxN2pYR3c (Presentasi Kartul)

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmobXBQN0RjMXVSQzQ (Cover Kartul)

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmoVzlYbVlTQWpmZkE (Lembar Persetujuan)

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmobGJkR2ZKVGF1bzA (Lembar Pengesahan)

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmoNDd6aHkyUU1nZDQ (Kata Pengantar)

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmoWVE0MnRqYkJ2ekE (Daftar Isi)

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmoUFMzcVdwclFHd3M (Bab 1)

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmoeFJ0MjVXWVVlaGM (Bab 2)

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmoMzFOY1RBQ29hcjA (Bab 3)

https://drive.google.com/open?id=0B_rusVIPIQmoWlVPSTBYd3dCbnM (Daftar Pustaka)

Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer

Semangat Bagaikan Api Yang Membara

Semangat Bagaikan Api Yang Membara Kita, sebagai generasi muda harus mempunyai semangat dalam menjalankan kehidupan sebahagia mungkin. Semangat inilah yang bisa dilambangkan dengan api/obor yang membara. Obor Asian Games 2018 mendarat di Landasan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Selasa (17/7). Menepuh perjalanan 7.300 km dari India, obor tersebut dikawal lima pesawat tempur T-501 Golden Eagle. Menurut Ketua Inasgoc, Erick Thohir, pembuatan obor itu memadukan dua alat tradisional untuk beladiri yang berasal dari Jakarta dan Palembang. Dengan memadukan dua alat tradisional beladiri asal Betawi dan Palembang, yaitu golok dari Betawi dan Skin dari Palembang. Erick juga menegaskan bahwa perpaduan alat beladiri tradisional pada obor Asian Games 2018 adalah penggambaran dari bersatunya ragam budaya di Indonesia untuk satu tujuan. Selain itu, kedua alat beladiri tradisional tersebut juga merupakan simbol dari nilai dan tingkat keberadaan seseorang di masyarakat. Golok dimaksudkan agar s...

Mengapa Saya Memilih SMAN 68

Mengapa Saya Memilih SMAN 68? Mengapa Saya Memilih SMAN 68? Jujur orang tua saya tidak terlalu suka dengan sekolah negri. Mereka berpendapat bahwa sekolah negri adalah sekolah yang menempatkan Pendidikan sebagai prioritas pertama. Itulah alas an mengapa orang tua saya lebih suka jika saya bersekolah di sekolah swasta. Saya sendiri pun tidak pernah menyangka bahwa saya ingin masuk sekolah negri. Dari saya TK, saya selalu ditempatkan di sekolah swasta. Saya juga tidak ada pengetahuan apa pun tentang sekolah negri karena jujur saya dari dulu hanya ingin bersekolah di sekolah swasta. Karena saya bersekolah di SMP yang mempunyai SMA juga, sudah sewajarnya orang berfikir bahwa saya akan melanjutkan Pendidikan saya ke SMA yang sama, saya pun awalnya juga berfifkir seperti itu. Tetapi saat awal kelas Sembilan, saya mulai bingung mengapa ketika saya menanyakan teman saya kemana mereka akan melanjutkan Pendidikan, rata-rata mereka menjawab sekolah negri. Mulai saat itulah saya mulai ...

R.A Kartini

R.A Kartini What came first to your mind when you hear about R.A Kartini? I bet some of you would think about that R.A Kartini is the woman that fight for Woman’s right, but the struggle goes beyond that. And this is her story. R.A Kartini was born in 21 April 1879 in Central Java. She was born in an aristocratic Javanese family. She attend Dutch language primary school and she want to expand her knowledge by attending another school but that option is not available to her and other girls. In the 19 th century, girls are seen as slave. They are not allowed to leave the house. Their job is to cook, clean, and please their husband. Kartini sees that as a problem and started to write a letter. Because Kartini could speak Dutch, at home she began to study alone and wrote letters to friends from the Netherlands. One of them is Rosa Abendanon who supports him a lot. From European books, newspapers and magazines, Kartini was interested in the progress of European women's thinking....

Diberdayakan oleh Blogger